Pakaian etnis Tibet adalah refleksi langsung dari keadaan iklim dan lingkungan di wilayahnya. Dataran Tinggi Tibet dikenal akan suhunya yang dingin sepanjang tahun, badai pasir yang kuat, dan padang rumput yang luas. Orang-orang Tibet beradaptasi dengan lingkungan mereka dengan pakaian yang hangat dan penahan hangat yang juga cocok dengan gaya hidup mereka yang suka mengembara.
Chuba yang menjadi simbol orang Tibet adalah mantel panjang yang bersifat praktis juga modis. Chuba terbuat dari kulit domba yang awet dan menghangatkan. Mantel ini besar dan longgar dengan lengan yang terbuka lebar yang bisa digulung ketika hari panas. Pada malam hari, sebuah chuba yang dikenakan tanpa sabuk menjadi penutup yang nyaman supaya tidur nyenyak.
Di dalam chuba, baik laki-laki dan perempuan mengenakan dalaman yang cerah dan warna-warni. Kombinasi merah dan hijau, atau oranye dan biru yang kontras adalah umum. Mereka juga mengenakan celemek bermotif pelangi di sekitar pinggang mereka. Kostum yang penuh vitalitas ini menjadi lengkap dengan lagu sepatu ba la mu dan topi emas jin hua mao.
Aksesoris memainkan peran yang penting dalam pakaian Tibet dan utamanya meliputi anting-anting, liontin, ikat pinggang, dan perhiasan tangan. Aksesoris ini dihias dengan banyak logam mulia dan batu, dan beberapa juga mempunyai pola ukir yang rumit.